BIOGRAPHY

Setya Nurul Faizin (lahir 7 Mei 1990) adalah mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Sosial Universitas Bakrie angkatan masuk 2009. Dia lebih dikenal dengan jabatannya sebagai Sekretaris I Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) periode jabatan 2010-2011. Di samping aktivitasnya di organisasi formal, Faizin tergabung dalam Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Bakrie sebagai penyumbang suara Bass/Bariton dan cukup aktif dalam aktivitas Teater Universitas Bakrie (TEBAK). Meskipun minat terbesarnya adalah di bidang seni, dia mengimplementasikan ilmu bisnis yang telah diperoleh dengan menjadi co-founder bersama Prama Wiratama dan Dyama Khazim Setiadi mendirikan Boxxxer Gila, sebuah perusahaan boxer sederhana yang mengedepankan keunikan desain dan pengembangan komunitas pecinta boxer.

Awal Mula
    Faizin lahir di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, dari pasangan suku Jawa asli. Dia menghabiskan masa pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya sebelum akhirnya 'terdampar' di kota metropolitan Jakarta untuk kuliah. Faizin seorang Muslim dan anak pertama dari empat bersaudara dengan empat adik perempuan. Ayahnya memiliki bisnis kecil-kecilan di bidang transportasi sementara ibunya membuka jasa pemesanan katering dan menempatkan jajanan-jajanan buatannya di sekolah-sekolah. Faizin memulai sekolahnya di TK Pertiwi I Rempoah selama dua tahun, berlanjut ke SD N 2 Rempoah dengan pencapaian prestasi menjadi siswa peringkat pertama selama enam tahun berturut-turut. Dari pencapaian ini, Faizin dapat melanjutkan sekolah menengah di sekolah favorit di Purwokerto yakni SMP N 8 Purwokerto dan SMA N 1 Purwokerto.
    Pada 2008, tepat setelah kelulusan SMA, dia memasuki jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Namun tak lebih dari satu semester, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan dan kembali ke Purwokerto. Faizin merasa dunia politik bukanlah pilihan yang benar-benar ia pilih dari hati. Pada tahun 2009, Faizin mendapatkan beasiswa penuh untuk studi S1 Manajemen di Universitas Bakrie, Jakarta. Di Universitas inilah, Faizin mulai menata kembali apa yang sempat terhenti di tahun sebelumnya. Dia memulai hari pertama sebagai mahasiswa kampus di Jakarta dari seorang mahasiswa biasa dengan kegiatan biasa, hingga menjadi mahasiswa aktif dengan seabrek kesibukan.

Kampus Merah Marun vs Kota Metropolitan Jakarta

    Pada awalnya, Faizin menganggap posisinya sebagai mahasiswa ekonomi merupakan batu loncatan akan awal-kurang-mulus di Yogyakarta. Dia menjalani semester pertama dengan cukup lancar. Satu kebiasaan yang tidak bisa dia lepaskan adalah mencari kesibukan. Seolah tidak cukup dengan keterlibatan di berbagai organisasi di SMP dan SMA, Faizin melanjutkan kebiasaannya di Universitas Bakrie. Hingga tulisan ini dibuat, hampir dua tahun dia menyandang status mahasiswa di Universitas Bakrie, dan dia telah tercatat menjadi Bendahara Sementara serta Koordinator Inventori Teater Universitas Bakrie, anggota Paduan Suara Mahasiswa Universitas Bakrie, aktif dalam pementasan-pementasan dan kompetisi-kompetisi teater maupun paduan suara baik di dalam maupun di luar kampus, dan jabatan tertinggi yang masih diampu hingga saat ini adalah Sekretaris I Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Universitas Bakrie.
    Meskipun Faizin menimba ilmu dengan tanpa biaya satu rupiah pun, Jakarta rupanya menjadi tantangan lain untuk anak daerah seperti dirinya. Tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk tidak membebani orang tua terlalu banyak karena biaya hidupnya di Jakarta hampir sama dengan biaya hidup dan kuliahnya di Yogyakarta. Pada akhir semester dua, dia diterima bekerja sebagai barista part time di Starbucks Coffee. Dengan gaji yang tidak terlalu besar namun cukup untuknya, Faizin memutuskan hanya menerima uang kiriman untuk sewa kosan dari orang tuanya. Indeks prestasi semester 2 dan 3 terus turun karena kesibukan yang di luar akal sehat: kuliah, paduan suara, teater, himpunan di siang hari, dan kerja di malam hari (shift midnite). Beasiswanya terancam seandainya nilainya terus turun hingga Indeks Prestasi Kumulatifnya di bawah 3. Baginya, hanya masalah waktu untuk mengembalikan indeks prestasi ke angka semestinya, dan semester empatlah target perbaikan tersebut dimulai.

Ekonomi vs Seni
    Darah seni memang tidak dimiliki oleh Faizin jika dilihat dari orang tua, kakek-nenek, hingga ke buyut-buyutnya. Namun seni merupakan satu-satunya bidang yang bisa dia pelajari bahkan kuasai tanpa perlu merasa terbebani. Berawal dari seni bahasa. Faizin mampu mengisi kertas dan halaman microsoft word di komputernya dengan puisi, cerpen, solulikui, atau tulisan apapun yang ada di benaknya dan diakui indah oleh para pembacanya. Tanpa kursus tertentu dan tanpa pengalaman, Faizin bisa menyerap ilmu teater dengan cukup baik dengan beberapa kali dipercaya memerankan tokoh utama dalam pementasan. Tanpa perlu les khusus, Faizin hampir tidak pernah kesulitan membawakan perannya dalam lagu-lagu yang dibawakan paduan suara kampus. Menyanyi dan berakting seolah 'bakat' terpendam yang terasah kasar dengan pengenalan kulit luarnya di UKMA kampus.
    Melengkapi 'bakat' seni lain yang lazim dimiliki seniman sejati, Faizin bisa menyulap guratan-guratan pensil di atas kertas mewujud dalam bentuk wajah-wajah orang yang ia lihat dengan foto. Dengan hanya bermodalkan 'iseng-iseng' saja, berlembar-lembar kertas gambar telah diisinya oleh berupa-rupa wajah dimulai dari aktor dan aktris favoritnya, hingga wajah-wajah temannya. Faizin sendiri tak pernah tahu seperti apa eksistensi bakat dalam dirinya. Semua tulisan di atas adalah opini teman, saudara, dan orang-orang yang mengenalnya dan karya-karyanya.
    Sekilas terkesan Faizin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya dengan berkuliah di fakultas ekonomi sementara jelas-jelas minatnya ada di bidang seni. Namun waktu hampir dua tahun berbeda dengan satu semester yang tidak genap enam bulan di Yogyakarta. Faizin merasa telah terjun dan menyelam cukup jauh di lautan 'ekonomi'. Dia yakin telah melihat arah tujuan yang tengah ditempuh saat ini hingga akan sangat disayangkan jika harus ditinggalkan. Meski diakui kesulitan, hambatan, dan tantangan-tantangan baru terus dia temui di jalannya, Faizin bertekad merampungkan studinya sekarang bukan tanpa gelar.
    Saat ini Faizin masih aktif berorganisasi baik formal yakni HMM maupun non formal seperti PSM dan Teater. Pekerjaan part time sebagai barista di Starbucks juga masih dijalani sebagai satu-satunya sumber penghasilan terbesarnya saat ini. Di samping itu, Faizin mulai mencoba mengkombinasikan minat aslinya di bidang seni dengan bidang yang dia pelajari yakni dengan terlibat dalam bisnis BOXXXER GILA, sebuah perusahaan pemroduksi boxer sederhana yang mengedepankan keunikan desain dan pengembangan komunitas pecinta boxer. Hal terakhir yang ia lakukan adalah membuka jasa lukis wajah dengan pensil. Hanya bermodalkan pensil, kertas, dan contoh-contoh gambar untuk berpromosi, Faizin mendapatkan empat pelanggan pertama dalam waktu satu minggu setelah dia menawarkan jasa tersebut.

PRESTASI dan PENCAPAIAN

-        Peserta Galeri "MBAKMI" 2011 kategori lukisan Universitas Bakrie                                                         2011
-        Finalis Lomba Paduan Suara Lagu Perjuangan ke-3 Antar Perguruan Tinggi tahun                                    2010
-        4 Besar "The 5th Project on The Moves (PROMS)" FEUI                                                                        2010
-        Juara I Bakrie University Management Championship (BUMC)                                                                 2010
-        Finalis Festival Teater Jakarta (sebagai Koordinator Properti)                                                                  2010
-        Juara III Festival Teater Jakarta tingkat Jakarta Pusat (sebagai Penata Musik)                                          2009
-        Puisi Terpilih Bulan November 2008 "Alam Berbisik Padaku" Gagas Media                                              2008
-        Juara II Artikel Bahasa Inggris dalam rangkaian JUMBARA PMR tingkat Provinsi Jawa Tengah                  2007
-        Juara III Pendidikan Remaja Sebaya dalam rangkaian JUMBARA PMR tingkat Provinsi Jawa Tengah         2007
-        Regu Tergiat JUMBARA PMR tingkat Kabupaten Banyumas                                                                  2006
-        Juara I Lomba Cerdas Tangkas Penegak tingkat Kabupaten Banyumas                                                   2005
-        Juara I Lomba Cerdas Tangkas Kepramukaan tingkat Kabupaten Banyumas                                            2004
-        Lulusan terbaik SD N 1,2,3 Rempoah angkatan 2002                                                                             2002
-        Juara Harapan I Lomba Menulis Aksara Jawa tingkat Karesidenan Banyumas                                          2001
-        Juara III Lomba Sinopsis SD/MI tingkat Provinsi Jawa Tengah                                                                 2001
-        Juara III Lomba Cerdas Cermat Siswa tingkat Kecamatan Baturraden                                                      2001
-        Juara I Lomba Sinopsis SD/MI tingkat Kabupaten Banyumas                                                                  2000
-        Juara I Lomba Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Kabupaten Banyumas                                        2000
-        Juara I Keteladanan Siswa tingkat Kecamatan Baturraden                                                                      2000
-        Juara Harapan II Lomba Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Kecamatan Baturraden                         1999                                           
-        Juara I Lomba Mewarnai Taman Kanak-Kanak                                                                                       1995